Menampilkan sikap apresiatif terhadap keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni rupa terapan di


  1. I.      Periodisasi Seni Rupa Indonesia

  1. Seni Rupa Tradisional Indonesia
  2. Seni Rupa Prasejarah Indonesia
Adalah suatu zaman yang merupakan awal adanya suatu kebudayaan pada sekelompok manusia di dalam hidupnya.
  1. Zaman Batu
Kebudayaan pada zaman ini  merupakan kebudayaan tingkatan terendah di dalam perjalanan sejarah hidup manusia, seperti membuat satu alat atau perkakas dari batu berupa kapak yang tidak bertangkai yang digarap secara kasar sekali, alat yang berbentuk belati sebagai alat untuk mengorek ubi-ubian dan alat penangkap ikan. Alat tersebut terbuat dari tulang binatang.
Ciri utama pada zaman batu adalah kehidupan mengembara dari satu tempat ke tempat lain.


  1. II.      Periodisasi seni lukis Indonesia

Seni lukis adalah salah satu induk dari seni rupa dengan dasar pengertian yang sama, seni lukis adalah sebuah pengembangan yang lebih utuh dari gambar.

Seni lukis zaman klasik dimaksudkan untuk tujuan :
  1. Mistisme ( sebagai akibat belum berkembangnya agama)
  2. Propaganda ( sebagai contoh grafiti direruntuhan kota Pompeii)

Seni lukis modern Indonesia dimulai dengan masuknya penjajahan Belanda di Indonesia. Kecenderungan seni rupa Eropa Barat pada zaman itu ke aliran romantisme membuat banyak pelukis Indonesia ikut mengembangkan aliran ini. Awalnya pelukis Indonesia lenih sebagai penonton atau asisten, sebab pendidikan kesenian merupakan hal mewah yang sulit dicapai penduduk pribumi. Selain itu karena harga alat lukis modern yang sulit dicapai penduduk biasa.
Raden Saleh Syarif Bustaman adalah salah seorang asisten yang cukpo beruntung bisa mempelajari melukis gaya Eropa yang dipraktikkan pelukis Belanda. Raden Saleh kemudian melanjutkan belajar melukis ke Belanda, sehingga berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di beberapa negara Eropa.
Namun seni lukis Indonesia tidak melalui perkembangan yang saman seperti zaman renaisans Eropa, sehingga perkembangannya puntidak melalui tahapan yang sama.
Era revolusi di Indonesia membuat banyak pelukis Indonesia beralih dari tema-tema romantisme menjadi cenderung ke arah “kerakyatan”. Objek yang berhubungan dengan keindahan alam Indonesia dianggap sebagai tema yang mengkhianati bangsa, sebab dianggap menjilat kepada kaum kapitalis yang menjadi musuh ideologi komunisme yang populer di masa itu. Para pelukis kemudian beralih kepada potret nyata kehidupan masyarakat kelas bawah dan perjuangan menghadapi penjajah.
Selain itu, alat lukis seperti cat dan kanvas yang semakin sulit didapat membuat lukisan Indonesia cenderung ke bentuk-bentuk yang lebih sederhana, sehingga melahirkan abstraksi. Gerakan Manifesto Kebudayaan yang bertujuan untuk melawan pemaksaan ideologi komunisme membuat pelukis pada masa tahun 1950-an lebuh memilih membebaskan karya seni mereka dari kepentingan politik tertentu, sehingga era ekspresionisme dimulai. Lukisan tidak lagi dianggap sebagai penyampai pesan dan alat propaganda, namun lebih sebagai sarana ekspresi pembuatnya. Keyakinan tersebut masi h dipegang hingga saat ini.
Perjalanan seni lukis Indonesia sejak perintisan R. Saleh sampai awal abad XXI ini, terasa masih terombang-ambing oleh berbagai benturan konsepsi.
Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif, dengan munculnya seni konsep (conceptual art), instalation art, dan performance art, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar tahun 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode pada tahun 1996/1997. Bersama itu pula, seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadapa masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.

  1. III.      Gambar nirmana

Nirmana adalah mode, ukuran, matra atau dimensi yang digunakan sebagai latar belakang yang mendukung sesuatu pada sebuah karya seni grafis.Dalam nirmana kita dapat melepaskan diri unsur-unsur seni rupa seperti warna, bidang, garis, irama serta terktur.
Berdasarkan bentunya nirmana dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
  1. Nirmana datar (2 dimensi)
Nirmana yang dikembangkan dengan memanfaatkan perpaduan garis dan bidang serta warna-warna monokromatik. Bidang gambar terisi penuh dengan desain yang dibuat secara merata dan simetris. Penempatan garis dan bidang menampilkan irama dan gerak sehingga tidak menimbulkan kesan bosan dan melelahkan.
  1. Nirmana ruang (3 dimensi)
Benda-benda 3 dimensi disusun dan diharmoniskan dengan situasi lingkungan di sekitarnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggambar nirmana dasar (datar) adalah sebagai berikut :
  1. Gunakan garis dan bidang secara proporsional pada bidang gambar!
  2. Hindarkan bentuk-bentuk kaku dan statis!
  3. Tampilkan irama pada garis maupun warna!
  4. Warna yang dapat digunakan dapat berupa warna monokromatik, warna analog atau bahkan warna-warna komplementer.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Free SpongeBob Big Eyes Cursors at www.totallyfreecursors.com

Pages

Blogger news