Mengapa tak ada perayaan hari ayah di Indonesia?


Mengapa tak ada perayaan hari ayah di Indonesia?
Hmm..pertanyaan ini pernah jadi guyonan saat saya masih duduk di bangku sekolah dulu. Duduk doang? Nggak belajar? :D
“Eh napa seh kok cuman ‘ibu-ibu’ aja yang dikasih penghargaan khusus sama negara? Terus apa salah ayah? Kok nggak dianggep sama sekali? Apa karena ayah nggak punya ’surga’ di telapak kakinya?”
Pertanyaan-pertanyaan sejenis itu sering kali terlontar dari teman-teman saya yang berlabel ‘kaum Adam’. Mungkin cowok-cowok yang kelak dikemudian hari bakal jadi seorang ayah itu ngiri. Ada ‘hari ibu’ tapi kok ‘hari ayah’-nya nggak ada? Ehh pilih kasih banget nih negara?
Jamannya dulu sih kita belum begitu familiar sama yang namanya paman Google. So, wajar saja kalau pertanyaan-pertanyaan seputar ada dan tidaknya hari ayah dibiarkan mengambang tak terjawab.

Oya kenapa tiba-tiba saya jadi antusias banget nulis tentang hari ayah. Pasalnya pagi tadi sewaktu saya ngantar Curtis (anak yang saya asuh) ke sekolah, bu gurunya berpesan kepada saya.
“Nanti jangan lupa ingatkan ayahnya Curtis untuk njemput yaa..”
“Kenapa musti ayahnya yang harus jemput?” Tanya saya.
“Ayah diundang ke Dad’s Cafe.” Jawab bu guru sambil menunjuk ke suatu tempat. Di sebuah sudut tampak ruangan yang aslinya adalah ‘activity corner’ telah disulap menjadi sebuah cafe. (seperti terlihat pada ilustrasi di atas).
Sampai disini saya baru sadar. Beberapa hari yang lalu Curtis memberikan sebuahnewsletter yang berisikan agenda perayaan hari ayah. Ini bukan kali pertamanya Curtis akan merayakan hari ayah di sekolahnya (Kindergarten). Setiap tahunnya, selalu saja ada event yang digelar untuk mengapresiasi jerih payah ayah mendidik putra dan putrinya.
Tahun pertama di Hong Kong saya cukup kaget ketika majikan saya bilang; “Cece, besok hari Minggu kita bakal yamcha sama keluarga besar buat merayakan hari ayah.”
“Hari ayah? Oh di sini ada hari ayah ya?” Tanya saya ke majikan.
“Ya ada. Memangnya di Indonesia nggak ada?”
“Nggak ada..” Jawab saya lugu.
“Lah, kan hari ayah itu diperingati hampir semua negara di belahan dunia..”
Hihii saya nyengir sebelum akhirnya ngeloyor pergi. Dan selalu saja tiap tahunnya kita merayakan hari ayah. Seperti sudah menjadi tradisi, kami selalu merayakannya dengan makan siang bersama kakek dan kerabat yang lain di sebuah restoran. Setelahnya anak-anak yang saya asuh akan berhamburan memeluk ayah dan kakeknya sembari berucap “Happy Father’s Day!”. Sebagai persembahan akhir sang ayah dan kakek akan menerima sebuah Father’s Day card yang mereka desain khusus. Ibunya memang sudah biasa melatih anak-anak untuk membuat berbagai macam kartu ucapan. Seperti kartu ulang tahun, Natal, kartu ucapan hari ibu dan tak ketinggalan kartu ucapan hari ayah. Cukup menggunakan kertas gambar yang dilipat tengahnya sehingga menyerupai kartu ucapan. Anak-anak hanya perlu mendekorasinya. Seperti menggambar apa saja yang mereka suka, mewarnai, melukis dan membubuhi pernak-pernik tambahan agar kartu terlihat cantik seperti membeli dari toko.
Itu sedikit cerita saya tentang perayaan hari ayah di Hong Kong. Di keluarga majikan saya khususnya. Karena rasa penasaran akan bagaimana dicetuskannya hari ayah ini, maka di lain hari ketika ada kesempatan untuk berselancar di internet, saya coba mencari informasi tentang ‘hari ayah’. Dan dari paman Google lah akhirnya saya tahu kalau sebagian besar negara dibelahan dunia ini (termasuk Hong Kong) merayakan hari ayah setiap minggu ketiga di bulan Juni. Dengan begitu untuk tahun 2012, hari ayah akan jatuh pada tanggal 17 Juni.
Nah, masih berkaitan dengan Father’s Day, hari ini (Kamis, 14/06/2012) sekolahnya Curtis punya gawe. Apalagi kalau bukan acara perayaan Father’s Day yang sejatinya jatuh pada hari Minggu nanti. Acaranya dibuat setelah jam sekolah usai. Di Dad’s Cafe, para ayah kebanggaan ini akan dilayani putra dan putrinya untuk menikmati secangkir teh. Setiap siswa diberi tugas untuk melayani sang ayah dengan menuangkan teh ke dalam cangkir yang sudah disediakan.
Perayaan Father’s Day bukan menjadi agenda tahun ini saja. Melainkan sudah menjadi acara rutin. Saya ingat betul tahun sebelumnya, sekolah Curtis membuat satu acara yang diberi judul ‘Making cookies with Dad’. Dan tahun sebelumnya lagi acaranya bertajuk ‘One day trip with Dad’.
Ihh..swear idenya guru-guru TK ini memang brilian! Saya benar-benar salut sama kreativitas mereka. Pastinya acara yang rutin mereka selenggarakan tiap tahunnya ini memiliki tujuan. Yak betul! Tentunya dengan adanya momen perayaan Father’s Day, para pengajar memiliki harapan agar siswanya memiliki kepedulian penuh terhadap ayah-ayah mereka. Selalu menempatkan ayah dan ibu pada posisi yang sama. Mau menyayangi, menghargai, menghormati dan juga melayani.
Jadi, saya kok benar-benar berharap suatu hari nanti pemerintah Indonesia bakal menetapkan satu hari khusus sebagai “hari ayah nasional”. Dimana pada hari itu ayah-ayah kita tercinta berhak mendapatkan perlakuan istimewa dari seluruh anggota keluarga. Hari ibu kita sudah punya. Lantas bagaimana dengan hari ayah? Para ayah juga punya andil besar loh membesarkan dan mendidik kita.
Itu angan-angan saya. Bagaimana dengan anda? Setujukah dengan ide saya untuk lebih mempopulerkan hari ayah di Indonesia?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogger templates

Free SpongeBob Big Eyes Cursors at www.totallyfreecursors.com

Pages

Blogger news